Bantuan donasi untuk pembuatan Film Dokementer “Ciliwung for Life”
Aktivitas pembangunan yang disertai dengan
eksploitasi sumber daya alam (SDA) di banyak Negara Dunia Ketiga telah diikuti
oleh terjadinya degradasi kualitas lingkungan. Pembangunan adalah upaya manusia dalam meningkatkan kualitas manusia dan
masyarakatnya secara berkelanjutan yang berlandaskan pada kemampuan untuk
memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan memperhatikan tantangan
perkembangan global. Berkaitan dengan berkembangnya kemampuan manusia dalam
mengolah alam, secara tidak sadar kini manusia telah mengalami penurunan
kualitas hidup, dikarenakan manusia melupakan kelangsungan hidup antara alam dan sosial yang sebenarnya telah menjadi kunci utama dasar kehidupan manusia.
Pencemaran air, baik sungai, laut, danau maupun
air bawah tanah, merupakan salah satu permasalahan yang krusial di Indonesia
dewasa ini, sebagaimana pencemaran udara dan
pencemaran tanah. Mendapatkan air bersih yang tidak tercemar kini bukanlah hal
mudah lagi, bahkan pada sungai-sungai di lereng pegunungan sekalipun. Perubahan
ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Ciliwung merupakan
sungai terpenting dan berpengaruh terhadap kehidupan penduduk jakarta. Ciliwung
mengalir persis di jantung kota Jakarta melalui daerah – daerah pemukiman padat
penduduk dan bagian – bagian kota yang paling penting secara sosial, ekonomi
maupun politik.
Ciliwung dengan
panjang sekitar 147 km terbentuk dari penyatuan aliran puluhan sungai kecil di
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango - Jawa Barat,
membentang dari Puncak di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Provinsi
DKI Jakarta kian memprihatinkan. Daerah tangkapan air di hulu rusak akibat alih
fungsi lahan, pembuangan beragam jenis sampah di sepanjang bantaran sungai
ciliwung pada akhirnya membuat penurunan kualitas air. Hal
ini sangat disayangkan jika terus dibiarkan begitu saja, bermacam upaya telah
banyak dilakukan oleh berbagai pihak namun realisasi untuk normalisasi kondisi
sungai ciliwung jauh dari harapan.
Dalam 40 tahun terakhir kekerasan terhadap
ciliwung terus terjadi. Kini, daya dukung ciliwung bagi kehidupan manusia yang
menggantungkan hidupnya di bantaran ciliwung telah hilang akibat pesatnya
pertumbuhan jumlah penduduk yang bermukim dan berusaha di tepian ciliwung tanpa
menghiraukan kelangsungan hidup bersama. Setiap hari ciliwung harus menampung
berton-ton sampah yang dibuang disepanjang sungai ciliwung oleh jutaan manusia.
Siapapun yang bersalah, yang jelas ciliwung telah
beralih peran dan fungsinya, ciliwung bukan lagi menjadi sumber penghidupan berbagai
macam mahkluk hidup yang beberapa waktu lalu menggantungkan nasibnya diantara
riak ciliwung, namun kini sungai purba yang terbentuk berjuta – juta tahun lalu
ini telah menjadi sebuah monster dan sumber bencana bagi manusia Ibu Kota
Indonesia.
Film Dokumenter sering
dianggap sebagai rekaman dari ‘aktualitas’ potongan rekaman sewaktu kejadian
sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara,
kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara.
Walaupun kadang menjadi bahan ramuan utama dalam pembuatan dokumenter,
unsur-unsur itu jarang menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu
sendiri, karena semua bahan tersebut harus diatur, diolah kembali, dan ditata
struktur penyajiannya. Terkadang, bahkan dalam pengambilan gambar sebelumnya,
berbagai pilihan harus diambil dalam pembuatan film dokumenter untuk menentukan
sudut pandang, ukuran shot, pencahayaan, dan lain-lain, agar dapat mencapai
hasil akhir yang diinginkan dengan begitu pesan yang disampaikan bisa dipahami.
Kontekstualisasi nilai yang terdapat pada film seringkali menjadi sebuah
kritik yang sangat dalam terhadap kondisi realitas kita hari ini, atau dengan
kata lain film seringkali memperlihatkan pergulatan batin eksistensial manusia
dalam dunianya yang lebih spesifik atau dalam makna sebagai bentuk ekspresi
manusia terhadap realitasnya. Posisi film yang seperti inilah yang pada
prosesnya menghadirkan sebuah sikap dan pemahaman baru yang mungkin
bertentangan dengan dunia nyata.
Selanjutnya konsepsi nilai yang dibangun oleh film juga mengantarkan kita
bergerak dari satu cara pandang menuju cara pandang yang lainnya, dalam hal ini
film seolah menyajikan sebuah tawaran alternatif atau sebuah paradigma baru
dalam melihat sisi-sisi kehidupan dunia yang lebih complex, karena bahasa yang
digunakan dalam film bukanlah bahasa konseptual melainkan bahasa pengalaman
yang bukan lagi menyajikan teks akan tetapi realitas itu sendiri.
- Tujuan Pembuatan Film Dokementer “Ciliwung for Life”
stiker bagi pendonatur "Film Dokumenter Ciliwung for Life" (hanya dengan Rp.10.000 anda sudah mendapatkan stiker ini) |
Sesuai
dengan isi
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 70 yang menyatakan bahwa Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan
seluas - luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, maka Film Dokumenter “Ciliwung for Life” ini ditujukan
sebagai salah satu langkah alternatif dalam mengkampanyekan kondisi Ciliwung
kepada publik melalui sebuah film dokumenter yang mengangkat sebuah “realita hubungan antara manusia dan alam
yang dimana kedua berada dalam satu konteks untuk terus bisa melanjutkan hidup”,
dengan ini kami sangat berharap dapat merubah pola pandang dan pikir manusia
khususnya yang berinteraksi langsung dengan sungai ciliwung agar dapat lebih
santun dalam menjaga kehidupan bersama yaitu antara alam dan manusia..
Maka dari itu kami membutuhkan kepedulian kalian semua untuk lingkungan dan masyarakat di sekitar hulu-hilir sungai ciliwung..
Mungkin di antara teman-teman ada yang berkena membantu proses pembuatan film ini dipersilahkan kok, tapi,,yang perlu diingat ini proyek dari langkah awal Huma Tugal di ciliwung. jadi sama sekali tidak ada janji uang yang didapat baik bagi saya dan Huma Tugal ataupun orang lain yang ingin membantu, kecuali untuk pekerja produksi filmnya berbeda ya, karena mereka juga harus menafkahi keluarganya masing-masing :D
Naah.. agar transparasi penggunaan uang yang didapat dari hasil donasi, sponsor ataupun yang lain kita akan share ke umum baik dalam media elktronik dan cetak.
Jika ada yang berkenan hubungi langsung kami di fanspage Huma Tugal https://www.facebook.com/pages/Forum-Studi-Lingkungan-Hidup-Mahasiswa-Ubhara/200987120002295 atau E-mail : humatugal@yahoo.co.id
- Donasi anda adalah harapan ciliwung :D