LAUT KITA BUKAN TEMPAT SAMPAH

laut kita sumber potensi masa depan, Bukan TEMPAT SAMPAH...

Sabtu, 07 Juli 2012

Film Dokementer “Ciliwung for Life”


Bantuan donasi untuk pembuatan Film Dokementer “Ciliwung for Life”


Aktivitas pembangunan yang disertai dengan eksploitasi sumber daya alam (SDA) di banyak Negara Dunia Ketiga telah diikuti oleh terjadinya degradasi kualitas lingkungan. Pembangunan adalah upaya manusia dalam meningkatkan kualitas manusia dan masyarakatnya secara berkelanjutan yang berlandaskan pada kemampuan untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan memperhatikan tantangan perkembangan global. Berkaitan dengan berkembangnya kemampuan manusia dalam mengolah alam, secara tidak sadar kini manusia telah mengalami penurunan kualitas hidup, dikarenakan manusia melupakan kelangsungan hidup antara alam dan sosial yang sebenarnya telah menjadi kunci utama  dasar kehidupan manusia.
Pencemaran air, baik sungai, laut, danau maupun air bawah tanah, merupakan salah satu permasalahan yang krusial di Indonesia dewasa ini, sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah. Mendapatkan air bersih yang tidak tercemar kini bukanlah hal mudah lagi, bahkan pada sungai-sungai di lereng pegunungan sekalipun. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
Ciliwung merupakan sungai terpenting dan berpengaruh terhadap kehidupan penduduk jakarta. Ciliwung mengalir persis di jantung kota Jakarta melalui daerah – daerah pemukiman padat penduduk dan bagian – bagian kota yang paling penting secara sosial, ekonomi maupun politik.
Ciliwung dengan panjang sekitar 147 km terbentuk dari penyatuan aliran puluhan sungai kecil di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango - Jawa Barat, membentang dari Puncak di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Provinsi DKI Jakarta kian memprihatinkan. Daerah tangkapan air di hulu rusak akibat alih fungsi lahan, pembuangan beragam jenis sampah di sepanjang bantaran sungai ciliwung pada akhirnya membuat penurunan kualitas air. Hal ini sangat disayangkan jika terus dibiarkan begitu saja, bermacam upaya telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak namun realisasi untuk normalisasi kondisi sungai ciliwung jauh dari harapan.
Dalam 40 tahun terakhir kekerasan terhadap ciliwung terus terjadi. Kini, daya dukung ciliwung bagi kehidupan manusia yang menggantungkan hidupnya di bantaran ciliwung telah hilang akibat pesatnya pertumbuhan jumlah penduduk yang bermukim dan berusaha di tepian ciliwung tanpa menghiraukan kelangsungan hidup bersama. Setiap hari ciliwung harus menampung berton-ton sampah yang dibuang disepanjang sungai ciliwung oleh jutaan manusia.
Siapapun yang bersalah, yang jelas ciliwung telah beralih peran dan fungsinya, ciliwung bukan lagi menjadi sumber penghidupan berbagai macam mahkluk hidup yang beberapa waktu lalu menggantungkan nasibnya diantara riak ciliwung, namun kini sungai purba yang terbentuk berjuta – juta tahun lalu ini telah menjadi sebuah monster dan sumber bencana bagi manusia Ibu Kota Indonesia.

Film Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman dari ‘aktualitas’ potongan rekaman sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan, dan tanpa media perantara. Walaupun kadang menjadi bahan ramuan utama dalam pembuatan dokumenter, unsur-unsur itu jarang menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena semua bahan tersebut harus diatur, diolah kembali, dan ditata struktur penyajiannya. Terkadang, bahkan dalam pengambilan gambar sebelumnya, berbagai pilihan harus diambil dalam pembuatan film dokumenter untuk menentukan sudut pandang, ukuran shot, pencahayaan, dan lain-lain, agar dapat mencapai hasil akhir yang diinginkan dengan begitu pesan yang disampaikan bisa dipahami.
Kontekstualisasi nilai yang terdapat pada film seringkali menjadi sebuah kritik yang sangat dalam terhadap kondisi realitas kita hari ini, atau dengan kata lain film seringkali memperlihatkan pergulatan batin eksistensial manusia dalam dunianya yang lebih spesifik atau dalam makna sebagai bentuk ekspresi manusia terhadap realitasnya. Posisi film yang seperti inilah yang pada prosesnya menghadirkan sebuah sikap dan pemahaman baru yang mungkin bertentangan dengan dunia nyata.
Selanjutnya konsepsi nilai yang dibangun oleh film juga mengantarkan kita bergerak dari satu cara pandang menuju cara pandang yang lainnya, dalam hal ini film seolah menyajikan sebuah tawaran alternatif atau sebuah paradigma baru dalam melihat sisi-sisi kehidupan dunia yang lebih complex, karena bahasa yang digunakan dalam film bukanlah bahasa konseptual melainkan bahasa pengalaman yang bukan lagi menyajikan teks akan tetapi realitas itu sendiri.
  •  Tujuan Pembuatan Film Dokementer “Ciliwung for Life”
stiker bagi pendonatur "Film Dokumenter Ciliwung for Life"
(hanya dengan Rp.10.000 anda sudah mendapatkan stiker ini)
Sesuai dengan isi Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 70 yang menyatakan bahwa Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas - luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, maka Film Dokumenter “Ciliwung for Life” ini ditujukan sebagai salah satu langkah alternatif dalam mengkampanyekan kondisi Ciliwung kepada publik melalui sebuah film dokumenter yang mengangkat sebuah “realita hubungan antara manusia dan alam yang dimana kedua berada dalam satu konteks untuk terus bisa melanjutkan hidup”, dengan ini kami sangat berharap dapat merubah pola pandang dan pikir manusia khususnya yang berinteraksi langsung dengan sungai ciliwung agar dapat lebih santun dalam menjaga kehidupan bersama yaitu antara alam dan manusia..
Maka dari itu kami membutuhkan kepedulian kalian semua untuk lingkungan dan masyarakat di sekitar hulu-hilir sungai ciliwung..
Mungkin di antara teman-teman ada yang berkena membantu proses pembuatan film ini dipersilahkan kok, tapi,,yang perlu diingat ini proyek dari langkah awal Huma Tugal di ciliwung. jadi sama sekali tidak ada janji uang yang didapat baik bagi saya dan Huma Tugal ataupun orang lain yang ingin membantu, kecuali untuk pekerja produksi filmnya berbeda ya, karena mereka juga harus menafkahi keluarganya masing-masing :D
Naah.. agar transparasi penggunaan uang yang didapat dari hasil donasi, sponsor ataupun yang lain kita akan share ke umum baik dalam media elktronik dan cetak.
Jika ada yang berkenan hubungi langsung kami di fanspage Huma Tugal  https://www.facebook.com/pages/Forum-Studi-Lingkungan-Hidup-Mahasiswa-Ubhara/200987120002295 atau E-mail : humatugal@yahoo.co.id 
  • Donasi anda adalah harapan ciliwung :D